Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga karena faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan lainnya.
SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
- Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
- Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
- Kelembaban udara berkisar 65-75 %.
- Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
- pH antara 6,0-6,5.
- Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
- Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
- Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1. Pembibitan
Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
- Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
- Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
- Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
- Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
- Kadar air benih berkisar 9-12 %.
Penyiapan Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
2. Pengolahan Media Tanam
Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
Antisipasi lahan
Untuk mencegah terjadinya serangan jamur & bakteri pathogen semprotkan larutan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air. Dan untuk meningkatkan porositas ,Struktur & kesuburan tanah berikan pupuk kandang fermentasi.
Pemberian Pupuk
Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah:
- Pupuk kandang fermentasi .
- Volume 2 ton/ha,
- Diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam,
- Dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam,
- Semprot secara merata dengan larutan larutan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air.
- Pupuk anorganik : SP-36 (60 kg/ha), Urea (40 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
- Semprot secara merata dengan larutan larutan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air.
- Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.
3. Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanam
- Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan.
- Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm.
Pembuatan Lubang Tanam
- Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
Perendaman Benih
- Pilih benih yang baik,
- Agar benih dapat berkecambah dengan cepat dan serempak, benih direndam dalam larutan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air selama ½ - 1 jam.
Cara Penanaman
- Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis.
- Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II).
4. Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
- Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati,
- Untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam).
Penyiangan dan Pembumbunan
- Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong.
- Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran.
- Pemberian POC Warung Tani I, WT Bakterisida, & WT Trico/Glio
- Penyemprotan POC Warung Tani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air dilakukan 2 minggu sekali semenjak berumur 1-2 minggu.
- Pada saat tanaman mulai berbunga dilakukan penyemprotan Warung Tani II dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air.
Pengairan dan Penyiraman
- Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat diberikan mulsa (jerami dan lain-lain).
- Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.
Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).
5. Hama dan Penyakit
Hama
- UretGejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, Penggunaan larutan WT Bvr dosis 10 ml/ltr, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air dengan cara disiramkan ke tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
- Ulat PenggulungDaunGejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan larutan WT Bvr dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Ulat Grayak (Spodoptera litura)Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan WT Bvr dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Ulat Jengkal (Plusia sp)Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan WT Bvr dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
- Kumbang DaunGejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan WT Bvr dosis 10 ml/ltr air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air.
Penyakit
- Penyakit layu atau “Omo Wedang”Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air.
- Penyakit sapu setanPenyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan WT Bvr dosis 10 ml/ltr air & WT Ajuvant dosis 2 ml/ltr air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air.
- Penyakit Bercak DaunPenyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan menggunakan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air di awal tanam sebagai tindakan pencegahan.
- Penyakit GapongPenyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir dan dicari nematodanya. Disiram dengan menggunakan WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air & WT Bvr dosis 10 ml/ltr air
- Penyakit SclerotiumPenyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air pada awal tanam
- Penyakit KaratPenyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/ltr air pada awal tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama pidayaenyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan.
6. Panen
- Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan.
- Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
- Batang mulai mengeras.
- Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
- Warna polong coklat kehitam-hitaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar